Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 Februari 2021

6 Unsur Intrinsik Novel - Yang Wajib Diketahui (LENGKAP)

 

UNSUR INTRINSIK NOVEL

 

1. Tema 

Tema dalam sebuah cerita merupakan hal yang fundamental. Keberadaanya tentu wajib. Dengan adanya tema cerita yang jelas, maka penulis akan terhindari dari unsur-unsur yang tak perlu. Hal ini yang menjadikan tema cerita sering disebut kompas cerita, sebab akan menentukan ke mana arah cerita tersebut. Ada beragam tema yang bisa dipilih jika hendak menulis novel, misalnya saja tema percintaan, keluarga, pendidikan dan lain-lain. Uniknya, dalam sebuah cerita dimungkinkan terdapat percampuran tema. Misalnya saja kisah cinta berbalut unsur pendidikan. Meski demikian, penulis yang baik pasti akan menentukan tema utama ceritanya. Dengan demikian, akan fokus pada hal tersebut. 

 

2. Penokohan

Keberadaan tokoh dalam sebuah cerita sangat penting. Dalam cerita monolog sekalipun, keberadaan tokoh adalah mutlak. Penulis yang baik mampu menghidupkan cerita melalui watak dan karakter tokohnya. Bahkan tak jarang, tema yang diangkat klise namun penokohan yang cerdas mampu membuat kesegaran dalam novel.

Dalam menggambarkan karakter atau watak seorang tokoh, penulis bisa menuliskannya langsung atau “menitipnya” dalam dialog sang tokoh tersebut. Penjelasan langsung bisa berupa gambaran fisiknya, lingkungan kehidupannya, cara ia berkomunikasi, cara berjalan, pola pikir dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu, jika penulis memilih gambaran melalui dialog, maka ia harus menentukan gaya yang ia pilih: dialog atau monolog. Monolog sendiri adalah percakapan yang dilakukan satu orang. Biasanya ia berupa pertentangan batin, perkataan benak atau bahasa hati. Sementara itu dialog merupakan pembicaraan dua atau lebih tokoh dalam cerita. Umumnya, dialog ditandai dengan tanda petikan (“ ). 

 

3. Sudut Pandang

Unsur intrinsik novel yang satu ini juga tak kalah pentingnya. Dengan sudut pandang yang jelas, penulis juga bisa membuat ceritanya tak biasa dan menarik untuk disimak.

a) Sudut Pandang Orang Pertama

Pada jenis ini umumnya menggunakan kata ganti “aku”,“saya” dan“kami” atau kata jamak. Sudut pandang ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Ø Sebagai Tokoh/Pelaku Utama

Sesuai judulnya si penulis seakan masuk atau berperan dalam cerita tersebut sebagai pelaku utama dalam cerita. Sesuatu hal yang berkaitan didalam cerita seperti : pikiran, perasaan, tingkah laku, atau kejadian yang tokoh “aku” lakukan.

Ø Sebagai Tokoh Sampingan

Pada teknik ini tokoh “aku” kebalikannya yaitu hadir tidak menjadi peran utama, hanya peran pendukung atau tokoh tambahan. Kemunculan tokoh “aku” ini berfungsi hanya untuk memberikan penjelasan tentang cerita kepada pembaca.

 

b) Sudut Pandang Orang Ketiga

Pada teknik ini, kata biasa yang digunakan yaitu “dia” “ia” atau bisa juga nama tokoh atau  mereka (jamak). Didalam teknik ini, si penulis berada di luar jalan isi cerita karena hanya mencerikan tokoh “dia” saja. Sudut pandang ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Ø Sebagai Serba Tahu
Didalam ini, si penulis menceritakan apa saja keterkaitannya dengan tokoh utama. Ia dibuat seakan tahu semua tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian, ia seperti seorang yang serba tahu tentang tokoh yang sedang ia bicarakan.

Ø Sebagai Pengamat

Teknik ini tidak jauh beda dengan teknik serba tahu diatas, hanya menceritakan sebatas pengetahuannya saja. Pengetahuan ini dapat diamati dengan penangkapan panca indra, baik dengan melihat, mendengar, mengalami, atau merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Hal ini diperoleh dari hasil pikiran si penulis tentang tokoh “dia” yang diceritakan.

 

c) Sudut Pandang Campuran

Si penulis dapat menggabungkan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Ada kalanya si penulis masuk ke dalam cerita bukan sebagai tokoh utama dan ada kalanya ia berada di luar cerita menjadi orang yang serba tahu ataupun sebagai pengamat.

 

 

4. Alur

Tanpa alur maka bisa dipastikan sebuah kisah akan gagal menurut waktu. Pembaca tentu akan gagal menyukai novel. Sebab alur yang berantakan akan membuat susah memahami sebuah cerita. Ada banyak jenis alur, bisa berupa alur mundur, alur ke depan, dan alur maju-mundur.

 

5. Latar

Dengan latar cerita yang baik, pembaca akan mudah dibuat jatuh hati pada novel. Latar merupakan tempat dimana sebuah potongan cerita berlangsung. Ia bisa dijelaskan secara langsung atau melalui dialog para tokohnya. 

 

6. Amanat
Mencakup pesan yang disampaikan novel tersebut. Sebagai sebuah karya yang baik, novel harus bisa merubah sudut pandang pembacanya menjadi lebih positif. Pesan tersebut bisa disampaikan secara langsung atapun tersirat dari apa yang dialami para tokoh dalam kisahnya.

 

Jenis-jenis Majas dan Pengertiannya

 

JENIS-JENIS MAJAS

 

Majas adalah suatu cara mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan bahasa yang indah dan personal. Majas digunakan untuk meningkatkan efek dan menjelaskan gagasan-gagasan sehingga dapat dimengerti oleh pembaca dan pendengar. Bagi sastrawan, majas digunakan untuk memperlihatkan kekhasan bahasa serta jiwa dan kepribadiannya.

 

A.    Majas Perbandingan

1. Personifikasi       : Benda dan hewan berbuat seperti manusia

2. Metafora             : Perbandingan langsung karena sifat yang sama

3. Eufemisme          : Ungkapan penghalus

4. Pars prototo         : Sebutan sebagian untuk keseluruhan

5. Totem Pro Parte   : Sebutan keseluruhan untuk sebagian

6. Alegori                 : Perbandingan untuk kesatuan berisi nasihat

7. Hiperbola             : Menggambarkan keadaan secara berlebihan

8. Simbolik              : Perbandingan menggunakan benda

9. Litotes                  : Ungkapan merendah diri

10.  Alusio               : Perbandingan menggunakan ungkapan dan peribahasa

11.  Metonimia        : Perbandingan menyebutkan nama merk produk.

12.  Antonomasia    : Sebutan menggunakan sifat yang menonjol

 

B.     Majas Sindiran

1. Ironi           : Ungkapannya berlawanan dengan keadaan yang sebenarnya

2. Sarkasme   : Menggunakan kata-kata kasar (nama hewan)

 

C.    Majas Penegasan

1. Pleonasme      : Menggunakan kata secara berlebihan

2. Repetisi          : Pengulangan dalam bahasa prosa

3. Paralelisme     : Pengulangan dalam bait-bait puisi

4. Tautologi        : Menggunakan sinonim untuk penegasan

5. Simetri           : Kelompok kata yang bermakna sama (awal dan akhir kalimat)

6. Klimaks         : Kata-kata yang berurutan semakin memuncak

7. Antiklimaks   : Kata-kata yang berurutan semakin menurun

8. Retorik          : Kalimat tanya yang jawabannya sudah diketahui

 

D.    Majas Pertentangan

1. Antitesis                            : Pasangan kata yang berlawanan arti

2. Paradoks                           : Melukiskan keadaan yang bertentangan dengan kebenarannya

3. Kontradiksio Interminis   : Pertentangan dengan penjelasan yang pertama


 

E.     Majas Pengulangan

1. Repetisi         : Pengulangan kata dalam satu baris (puisi)

2. Pararelisme   : Pengulangan kata pada bait-bait pusis

3. Anafora         : Pengulangan kata pada setiap awal baris/bait

4. Epifora          : Pengulangan kata pada setiap akhir baris/bait

Teks Anekdot : Pengertian, Struktur, Ciri-ciri, dan Kaidah teks

 

Teks Anekdot

 

A. Pengertian Teks Anekdot

Pengertian teks anekdot secara umum :

Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial.

Sebuah cerita singkat yang berisi tentang guyonan atau berbau humor tetapi menjurus kepada kritikan disebut Teks Anekdot

Teks anekdot berbentuk dialog singkat antara dua tokoh.Teks anekdot sendiri  untuk memberi humor, teks tersebut juga harus memuat amanat, pesan moral ataupun kebenaran secara umum.

 

B. Struktur teks anekdot

Fungsi dari adanya struktur teks anekdot adalah membuat teks menjadi lebih rapi dan sesuai, juga benar-benar berbentuk.

 

1.    Abstrak

Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.

2.    Orientasi

Awal kejadian pada cerita atau bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.

3.    Krisis

Bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa.

4.    Reaksi

Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis. Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda.

5.    Koda

Bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut.

 

C. Ciri-ciri Teks Anekdot

 

1.    Berupa teks yang mendekati perumpamaan

Perumpamaan teks mendekati bentuk sebuah dongeng. Dan ceritanya berimajinasi dan ditambah dengan hal yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi di masayarakat.

2.    Menampilkan tokoh-tokoh atau figure yang dekat dengan kehidupan sehari-hari atau juga orang penting

 

3.    Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau lelucon tapi menyindir

 

4.    Terselip kritikan atau tujuan

 

D. Kaidah teks anekdot

 

1.    Memakai pertanyaan dengan keterampilan bahasa yang kreatif dan efektif atau retorik.

2.    Menulis sesuai struktur yaitu diawali dengan bagian abstrak dan diakhir dengan bagian koda.

3.    Menyatakan peristiwa serta bagian dari peristiwa menggunakan konjungsi.

4.    Memakai kata keterangan waktu lampau.

5.    Memakai kata predikat atau kata kerja.

6.    Memakai kalimat yang berbau peritah.

7.    Dibuat secara berurut dan kronologis.

Lirik Nemu - Gilga Sahid

Lagu Nemen Pencipta : Iskandar Hanafi Vokal/Artis : Gilga Sahid Nemu koe pas ati ambyar-ambyare Pacar seng tak tresnani ninggal aku golek li...