KD 3.17 Mengevaluasi permasalahan load balancing
KD 4.17 Memperbaiki
konfigurasi load balancing
A.
Prosedur dan
teknik pemeriksaan permasalahan pada load balancing
1) Load`Balancing
dengan Hardware / Switch
Sistem
Load Balancing jenis ini diciptakan dengan menggunakan bantuan sebuah chip
khusus yang sering disebut ASICS. ASICS berwujud sebuah
microprocessor khusus yang hanya memproses algoritma
dan perhitungan spesifik sehingga performa Load Balancing cukup
handal karena hanya perhitungan dan logika Load Balancing saja yang
dioptimasi didalamnya. Load Balancing jenis ini umumnya berwujud
sebuah switch. Kelemahannya karena interfacenya yang kurang user friendly
dan tingkat fleksibilitas perangkat juga rendah karena sebagian besar
inteligennya sudah tertanam didalam hardware.
2) Load`Balancing
dengan Software
Keuntungan
yang paling menonjol menggunakan metode ini adalah :
tingkat kemudahan pemakaian yang lebih user friendly. Keuntungan lain
jika ada penambahan fitur atau fasilitas tambahan tidak perlu
mengganti keseluruhan perangkat load balancing. Performa proses load
balancing dipengaruhi oleh prangkat komputer yang digunakan, tidak
bisa hanya mengandalkan kemampuan software yang canggih saja.
Perangkat keras yang dapat mempengaruhi performa metode ini adalah
kartu jaringan yang digunakan, besarnya RAM pada perangkat, media
penyimpanan yang besar dan cepat, dsb. Sehingga performa metode ini sulit
untuk bisa diperkirakan.
3) Load
Balancing dengan perangkat perpaduan Hardware dan Software
Hardware yang dioptimasi dan diisi dengan platform berbasis Linux atau BSD yang dioptimisasi adalah konfigurasi yang biasanya digunakan untuk menjalankan software utama load balancing. Fleksibilitas yang luar biasa didapatkan mulai dari menggunakan hardware yang selalu up to date sampai dengan menggunakan operating system dengan patch terbaru. Sehingga waktu guna dari perangkat ini dapat lebih panjang daripada sebuah switch khusus yang tidak fleksibel. Solusi ini tentunya jauh lebih murah dibandingkan dengan solusi hardware khusus atau solui software saja.
B.
Teknik konfigurasi
ulang load balancing
IP
yang akan digunakan :
IP gateway lokal ISP A = 10.10.200.2/30 (ether 1)
IP gateway lokal ISP B = 10.10.200.5/30 (ether 2)
IP Lokal
= 192.168.200.0/24 (ether 3)
1) Set
IP address pada ether 1,2 dan 3
2) Membuat
rule untuk load balancingnya. Membuka
menu IP >> Firewall
dan buka menu tab Mangle >> tekan
tombol (+) warna merah >>
isi chain dengan prerouting >> in
Interface adalah ether yang mengarah ke klien >> buka
tab action >> pilih action : mark
connection >> new connection mark : ISP A.
"Lakukan hal yang sama untuk
membuat rule ISP B, perbedaannya cuma beda saat pengisian nama new connection
mark. Isi nama tersebut dengan ISP B"
3) Buat
mark routing, langkah langkahnya hampir sama dengan membat mark connection cuma
pada Tab General
Connection Mark
diisi Rule Mark
Connection sesuai ISP yang dibuat tadi.
Selain itu juga, pada tab Action
diisi Mark Routing.
"Lakukan hal yang sama untuk
membuat rule ISP B, perbedaannya cuma berada pada Connection mark diisi ISP B,
dan pada New Mark routing di isi toISPB"
4) Setelah rule mark
connection dan mark routing sudah dibuat, pada menu mangle akan seperti gambar
dibawah ini :
5) Setelah rule load balancing selesai
dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat routing ke kedua ISP tersebut. Masuk
ke IP >> Route
. Lalu tekan tombol (+) untuk membuat route baru. Isikan Gateway dengan IP
address IP Gateway ISP A dan untuk Routing Mark isi toISPA. Lakukan hal yang
sama untuk route ISP B, seperti gambar dibawah ini :
6) Setelah routing telah selesai dibuat,
langkah terakhir adalah membuat NAT Masquerade agar klien anda bisa koneksi
internet. Langkahnya seperti gambar dibawah ini :
C.
Prosedur
pengecekan hasil perbaikan permasalahan load balancing
Silahkan
speedtest koneksi anda, lalu buka router Load balancing anda jika pada ISP A
dan ISP B mendapatkan kapasitas penggunaan bandwidth yang sama maka rule load
balancing anda sudah berhasil.